Translate

Jumat, 08 April 2016

Pengaruh TV terhadap perkembangan moral anak


PENGARUH TELERHVISI TEADAP PERKEMBANGAN MORAL ANAK 






 link


        Televisi sekarang memang telah menjelma sebagai sahabat yang aktif mengunjungi anak-anak. Pada umumnya setiap orang tua akan merasa khawatir apabila anak lebih sering dan berlama-lama menonton televisi apalagi yang disajikan banyak yang tidak sesuai untuk anak-anak. Sebenarnya yang perlu diketahui oleh orang tua adalah berapa lama anak menonton televisi, jika hal itu diketahui maka akan lebih mudah orang tua untuk mengetahui apa pengaruh televisi bagi anak. Sesuai pendapat Sobur(Desti, 2005) bahwa televisi pada dasarnya merupakan sumber informasi untuk melakukan hal-hal yang baik dan cocok buat mereka, maupun hal-hal yang kurang baik dan kurang cocok untuk anak-anak. Ironisnya ditengah-tengah peran selaku media hiburan keluarga, dunia pertelevisian kini telah mengubah cara berpikir anak. Yang jadi masalah, jika anak-anak menonton tayangan televisi yang tidak sesuai dengan usianya. Misalnya tayangan sinetron televisi yang kini didominasi oleh kisah-kisah percintaan orang dewasa, kisah hewan yang berubah jadi manusia, banyolan-banyolan konyol ala pelawak yang menggunakan bahasa yang tidak sesuai, intrik-intrik rumah tangga dari keluarga elit, dsb. Jika terus-terusan ditonton anak, hal ini akan membawa pengaruh kurang baik bagi mereka. Sementara tayangan film yang disajikan untuk anak-anak sering kali berisi adegan jorok dan kekerasan yang dapat merusak perkembangan jiwa. Kekerasan di tv membuat anak beranggapan bahwa dengan kekerasan akan menyelesaikan masalah. Menurut American Academy of Pediatric (2001), sebanyak 10% sampai 20% dari kekerasan di kehidupan nyata mungkin disebabkan dari kekerasan di media. Baru-baru ini selama 3 tahun National Television Violence Studi menemukan bahwa hampir dua pertiga dari semua program mengandung kekerasan, penggambaran kekerasanbiasanya glamor dan pelaku sering pergi tanpa hukuman (AAP 2001; Federman, 1998).
Selain itu, baru-baru ini analisis yang komprehensif dari video musik menemukan bahwa hampir seperempat dari semua Music Television (MTV) video menggambarkan kekerasan terbuka dan menggambarkan membawa senjata (AAP, 2001; Durant, Kaya, Pmans, Roma & Alfred, 1997). Tambahan untuk itu, bersama dengan hidangan utama dari program, iklan yang menunjukkan, mempromosikan berbagai jenis barang anak-anak. ini melaporkan bahwa iklan dalam pemrograman prime time telah terus meningkat sehingga setiap hari setidaknya 16 menit dari selama satu jam acara yang dikhususkan untuk iklan, dengan rata-rata lebih dari 40.000 iklan televisi per tahun (Christakis, 2006). Banyak penelitian sebelumnya dan baru-baru ini telah melaporkan hasil yang lebih negatif daripada hasil positif, yang merupakan skenario mengkhawatirkan bagi orang tua. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk melek terhadap media, karena anak-anak sangat rentan terhadap pesan yang disampaikan melalui televisi yang dapat mempengaruhi persepsi dan perilaku mereka (AAP, 2001) .(Kamaruzaman, 2009) Terlepas dari baik buruknya tayangan televisi yang ditonton seorang anak, pola menonton televisi yang tidak terkontrol akan menimbulkan dampak psikologis bagi anak-anak. Yang pertama, keterempilan anak juga kurang berkembang. Usia anak adalah usia dimana anak sedang mengembangkan segala kemampuanya, seperti kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dengan orang lain serta kemampuan mengemukakan pendapat. Dampak lainya yang disadari atau tidak, perilaku-perilaku yang dilihat di televisi akan menjadi satu memori pada diri anak dan akibatnya anak akan meniru yang bisa berkembang menjadi karakter pribadinya dikemudian hari, kalau tidak segera di antisipasi.(Amalia, 2011). Untuk membantu anak agar dapat memanfaatkan tayangan televisi secara positif sangat membutuhkan peran optimal orang tua, terutama dalam mendampingi dan mengontrolnya. Orang tua harus sabar mendampingi anak-anaknya saat menonton televisi. Orang tua juga perlu terus menanamkan daya pikir yang kreatif anak dalam belajar. Orang tua tidak perlu melarang anaknya menonton televisi, yang justru mendapat perhatian serius adalah bagaimana orang tua memilihkan acara yang betul-betul bermanfaat bagi pendidikan dan perkembangan anaknya, agar anak tersebut dapat terangsang untuk berfikir kreatif. Yang jelas dan pasti, faktor keterpengaruhan televisi terhadap realitas pendidikan bukan hanya tugas pengelola tv, orang tua ataupun pemerintah, namun merupakan tanggung jawab yang harus dipikul oleh siapa saja yang masih membutuhkan pendidikan dan ilmu sebagai proses pembelajaran dan peduli terhadap perkembangan dan masa depan generasi bangsa ini. 


DAFTAR PUSTAKA
Amalia, R. E. (2011). Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM : Sosial, Ekonomi, dan Humaniora, 478. Kamaruzaman, J. (2009). International Education Studies, 152. Desti, S. (2005). Jurnal Komunikonologi, 1.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar